Bagaimana Hukum Boyle ? Ilmu pengetahuan adalah bidang yang luas yang memberi
kesempatan eksplorasi tak terbatas, bahkan jika seseorang membatasi dirinya
pada wilayah tertentu. Banyak ilmuwan mendedikasikan seluruh hidup mereka ke
bidang ini dan berkontribusi terhadap evolusi umat manusia.
Siapa Robert Boyle?
Hukum Boyle dan Interpretasi Matematisnya
Robert Boyle adalah salah satu ilmuwan semacam itu. Salah
satu karyanya yang paling terkenal (Boyle's Law) menyatakan hubungan antara
volume gas dan tekanan yang diterapkan padanya. Itu adalah hasil kerja dedak
oleh fisikawan ini untuk menentukan variasi volume gas dengan perubahan
tekanannya.
Hukum Boyle memberikan formula penting untuk menghitung efek
perubahan tekanan pada volume gas, dan sebaliknya. Ini dikemukakan oleh
fisikawan Robert Boyle pada abad ke-17, dan telah terbukti sangat bermanfaat
bagi ilmuwan yang terlibat dalam studi tentang sifat gas.
Hukum berlaku selama jumlah gas dan suhunya tetap konstan.
Robert Boyle menyatakan hukum ini dan merumuskan persamaan matematisnya dengan
bantuan beberapa pengamatan dalam sifat gas dan perilaku ideal mereka.
Siapa Robert Boyle?
Robert Boyle lahir pada tanggal 25 Januari 1627, dan
dianggap sebagai salah satu pendiri kimia modern. Sebagian besar penelitiannya
dilakukan saat dia berada di Oxford, dan kebanyakan menangani perilaku gas.
Selain ilmu pengetahuan, Boyle juga tertarik pada teologi
dan mempelajari berbagai bahasa seperti bahasa Yunani, Ibrani, dan Siria, untuk
meningkatkan pemahamannya terhadap tulisan suci. Dia juga mendirikan 'Boyle
Lectures' untuk membela agama Kristen melawan agama-agama lain.
Hukum Boyle dan Interpretasi Matematisnya
Hukum Boyle membantu menentukan efek pada volume gas dengan
mengubah tekanan yang diterapkan padanya. Jumlah gas dan suhu harus dijaga
konstan, sambil melakukan percobaan untuk merencanakan hubungan yang benar
antara tekanan dan volume.
jika suhu tetap konstan, volume gas berbanding terbalik
dengan tekanan yang diterapkan. Secara matematis, undang-undang tersebut dapat
direpresentasikan sebagai:
PV = k
dimana,
P = tekanan dari sistem
V = volume gas
K = nilai konstan
Menurut penafsiran matematika, selama suhu sistem tidak
berubah, nilai 'k' tetap sama. Oleh karena itu, Boyle mampu merumuskan
persamaan yang lebih umum, yang dapat ditulis sebagai:
P1V1 = P2V2
Dimana P1 dan V1 mengacu pada tekanan awal dan volume gas,
dan P2 dan V2 menunjukkan tekanan akhir dan volume gas. Menurut persamaan ini,
dapat dengan mudah disimpulkan bahwa jika tekanan yang diterapkan pada gas
meningkat, volumenya menurun, dan sebaliknya, jika tekanan menurun, volume
meningkat untuk menjaga nilai konstanta 'k'.
Hukum Boyle berasal
dari teori kinetik gas, dengan asumsi gas ideal. Ditemukan juga bahwa gas riil
mematuhi Hukum Boyle hanya pada tekanan yang cukup rendah, karena pada tekanan
yang lebih tinggi, gas pada umumnya menunjukkan penyimpangan dari perilaku
ideal mereka.
Contoh: Misalkan volume awal dan tekanan gas masing-masing
adalah 3 L dan 4 atm, kemudian menggunakan hukum Boyle, tekanan akhir gas dapat
dihitung jika volumenya turun menjadi 2,5 L.
Larutan:
Menurut hukum Boyle,
P1V1 = P2V2
Karena itu,
P2 = (P1V1) ÷ V2
P2 = (3 × 4) / 2.5 = 4,8 atm.
Oleh karena itu, tekanan akhir gas adalah 4,8 atm.
Selain mempelajari perilaku gas ideal dan nyata, Robert
Boyle juga melakukan eksperimen untuk mengetahui peran udara dalam membiarkan
suara melakukan perjalanan, kemampuan kristal untuk menekuk cahaya, dan
perilaku cairan saat istirahat. Ini masih merupakan salah satu hukum kimia yang
sangat mendasar dan telah membantu ilmuwan dalam memahami sifat-sifat gas
dengan cara yang lebih baik.
Hukum Boyle, Hukum Charles, dan Hukum Gay-Lussac
bersama-sama membentuk undang-undang gabungan gas, dan digunakan untuk
perhitungan matematis sambil melakukan eksperimen di laboratorium.
Comments
Post a Comment